Vape Dapat Sebabkan Popcorn Lung, Ketahui Bahayanya!



Apakah kamu salah satu pengguna vape sebagai pengganti rokok biasa? Masih beranggapan bahwa vape lebih aman dibandingkan rokok? Jika iya, kamu mungkin akan merubah cara pandang tersebut setelah membaca ulasan ini.

Penggunakan rokok elektronik memang lebih digandrungi oleh anak muda sekarang khususnya. Karena, banyak anggapan vape tidak memiliki bahaya yang mengganggu risiko kesehatan dibandingkan rokok biasa.

Anggapan seperti itu muncul karena vape tidak menggandung tembakau seperti rokok, padahal di dalam alat elektronik tersebut terkandung bahan kimia yang lebih berbahaya lagi. Berbagai risiko kesehatan bisa terjadi pada pengguna vape.

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan melalui lamannya menyatakan vape dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap kondisi langka bernama popcorn lung.

Salah satu bahaya vape yang sudah diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan adalah kondisi di mana saluran udara paru-paru mengecil dan menyebabkan batuk serta napas pendek. Terjadinya kondisi ini karena terdapat zat kimia diasetil.

Diasetil di dalam vape akan memberikan rasa dan harum pada uapnya. Penyakit inipun dinamakan popcorn, karena biasana zat tersebut digunakan untuk menghasilkan rasa mentega di dalam makanan. Namun, diasetil bisa jadi zat berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan dan pengguna vape sangat mungkin sering mengonsumsinya.

Di dalam vape terdapat nikotin yang akan membuat seseorang merasa candu. Rasa candu tersebut akan membahayakan setiap pengguna vape. Kembali pada zat diasetil, menghirupnya dalam waktu lama akan menyebabkan bronchiolitis obliterans atau lebih dikenal dengan sebutan popcorn.

Selama beberapa dekate, diasetil diketahui sebagai penyebab kasus kematian penyakit ini, melansir laman American Lung Association. Karena temuan ini, para produsen makanan menghilangkan diasetil dari dalam produk mereka agar tidak menimbulkan komplikasi kesehatan bagi seluruh konsumennya.

Namun, sayangnya diasetil masih dipakai di dalam pembuatan vape untuk memberikan rasa apel, cokelat, vanila, dan berbagai macam rasa lainnya. Harvard University melakukan studi dan mendapatkan temuan bahwa 39 dari 51 merek vapek mengandung diasetil. Kemudian, mereka juga menemukan bahan-bahan kimia berbahaya lainnya yang mirip dengan diasetil diantaranya asetoin dan pentanedion. Studi tersebut juga menemukan banyak merek vape menggunakan zat berbahaya tersebut untuk menambahkan rasa.

 

Gejala Popcorn Lung

Bahaya vape satu ini memiliki gejala yang menyertai walaupun penyakit popcorn lung tidak terdengar sebagai ancaman bagi seseorang. Dilansir Healthline, popcorn lung akan memperlihatkan gejalanya setelah dua sampai delapan pekan seseorang terpapar. Gejala utamanya dapat beruba sesak di pernapasan secara terus menerus.

Pernapasan tidak bisa berhenti serta bersifat progresif dan kering. Selain mengalami sesak napas, popcorn lung akan menyebabkan berbagai gejala lainnya, yaitu:

·         Kelelahan secara tiba-tiba,

·         Penurunan berat badan,

·         Mengalami mengi,

·         Iritasi pada kulit, mata, mulut, dan hidung karena terpapar zat kimia,

·         Flu dan demam,

·         Batuk kering.

Jika kamu sudah mengalami gejala tersebut secara bersamaan, berarti bahaya vape sedang bereaksi di dalam tubuh. Untuk mengetahui hal tersebut, biasanya dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, seperti:

·         Bronkoskopi,

·         Pemeriksaan bagian dada dengan ­x-ray,

·         Tes fungsi paru-paru,

·         dan Computerized Tomography (CT) Scan.

Oleh karena itu, sebelum terkena risiko kesehatan seperti popcorn lung, hindari penggunaan vape dan ubah anggapan bahwa elektronik tersebut lebih aman dibandingkan rokok biasanya. Selama bahan kimia masih terkandung di dalam vape, rokok elektronik tersebut tidak pernah menjadi lebih aman. Yuk, jaga kesehatan dengan menghindari rokok dalam bentuk apapun!

0 comments

Posting Komentar

Kami tunggu saran dan kritik via kolom komentar